Kamis, 24 Februari 2011

Dream Chaser

Mimpi, satu kata yang sempet gue lupain beberapa tahun lalu karna gue terlalu mengejar realitas di hidup gue. Itu sekitar tahun terakhir gue di SMA ketika itu gue punya masalah dengan seorang teman yang udah gue kenal dengan sangat dekat. Gue yang waktu itu melihat semua hal jadi melankolis karena pada waktu itu, berat banget rasanya kehilangan seorang teman bagi gue daripada kehilangan pacar atau gebetan. Kemelankolisan gue berlanjut hingga tahun pertama gue di Universitas, padahal gue jauh dari rumah karena gue kuliah di luar kota. Mungkin kalo orang lihat gue, gue terlihat sangat biasa namun ternyata sangat engga biasa di dalam diri gue, gue menjadi lebih tertutup walaupun gue tetap bisa terlihat ceria dan tertawa. Sampai suatu saat gue pulang, disaat liburan kuliah gue, gue ketemu orang-orang hebat yang akhirnya bisa menyadarkan gue kalo gue bukan satu-satunya orang dengan beban hidup paling berat, yang jadi paling mederita diantara yang lain, karna masih banyak orang yang punya masalah yang sama dan masih banyak dari mereka yang tetap bisa semangat melihat hari esok. Ya, masalah itu hal yang mempertemukan gue dengan orang-orang hebat yang selalu jadi panutan gue, yang diam-diam gue kagumin, yang selalu menyemangati gue ketika gue jatuh untuk berdiri lagi, yang selalu ngingetin gue kalo gue masih punya tuhan yang selalu bisa mendengar dan melihat ke dalam hati gue, dan yang selalu bersama gue untuk selalu bisa membuat gue bermimpi kembali. Dengan mimpi-mimpi mereka gue pun kembali bisa berdiri dan bermimpi kemudian berlari untuk tetap berusaha mewujudkannya.

Adalah RRP, tubuhnya terhitung kurus, tinggi dan berpikir. Ya, dia yang sering menulis ungkapan-ungkapan versi dirinya yang selalu harus nebak kayak teka-teki buat tahu apa maksud dari apa yang dia tulis. Hal yang sempat membuatnya jatuh dalah ketika ia putus dengan seorang cewek yang udah dia pacarain selama 3 tahun, dan gue lah yang mengusulkan tanggal mereka jadian, 09-08-07, angka yang cantik. RRP masih suka galau kalo keingetan tentang mantannya, dan dia selalu berharap kalo nanti dia bakal dipertemuin lagi sama mantannya dan kembali bersama, kalo bisa diibaratin mungkin doanya begini,
"Ya Tuhan kalo memang dia jodohku, dekatkanlah dia, jadikanlah kami kembali bersatu, dan kalo ternyata dia bukan untukku, tolong ya Tuhan lihat lagi di daftar nasib, mungkin Engkau salah lihat atau salah tulis"
Engga ada yang salah kok kalo si RRP punya harapan kayak begitu dan dia berdoa sepereti itu selama dia melakukannya dengan cara yang baik, dengan enggak main dukun, pasang susuk, menabrak lelaki yang lagi dekat atau pacar mantannya sekarang, yah pokoknya bukan dengan cara-cara yang ga halal.hehe
Selain itu, RRP punya mimpi-mimpi lain yang besar, dia selalu ingin menjadi orang yang dapat mebahagiakan orang-orang yang dia sayang, dia ingin kuliah S2 di Belanda karena ia ingin belajar membuat tata kota yang Belanda bisa lakukan dengan menyulap lautan menjadi daratan kering, dia pun juga ingin menjadi seorang yang mandiri dengan mulai ikut sedikit-sedikit lomba kewirausahaan dan lomba-lomba lainnya. Sosok seorang melankolis yang mengatur mimpi-mimpi besarnya dengan rapih.


Yang kedua adalah ALW. Gue mengenalnya karena dua hal, mimpinya akan sebuah masalah atas pertemanan dan mimpinya atas sebuah cita-cita. Ya, ALW ini sempat jatuh dengan masalahnya bersama seorang kakak kelas gue yang sudah dianggap sebagai seorang kakak. Masalah itu akhirnya selesai ketika RRP dan temen gue yang bernama A mempertemukannya dengan kakaknya itu saat itupun ALW mengeluarkan semua pikirannya yang membuat dirinya sekarang menjadi plong. ALW ini merupakan mahasiswa jurusan Biologi di salah satu Universitas Negeri di Depok yang kemudian memutuskan untuk resign dari kuliahnya karena ia masih ingin mengejar cita-citanya menjadi seorang dokter. Pernah gue tanyakan kenapa ia ingin sekali menjadi dokter, kemudian ia katakan bahwa ia ingin sekali bisa menolong orang lain tanpa melihat seberapa besar ia mampu dibayar oleh orang yang ditolongnya. Mimpi besar yang kadang orang-orang sering lupa karena kesibukan untuk mengurus diri dan kelompok masing-masing. ALW merupakan orang yang paling religius yang pernah gue kenal, mungkin banyak yang bakal bilang kalo ustad pasti lebih religius dari dia, tapi gue tetap bersikeras kalo dia lebih religius daripada ustad, bukan karna dia suka ceramah melebihi ustad, tapi karena dia selalu mengingatkan gue untuk selalu absen dan cerita ke pencipta gue tanpa menggurui gue, tanpa memaksa gue namun selalu bisa membuat diri gue berpikir dan membuktikan bahwa apa yang ia bilang tentang tuhan itu benar, kalo akan dapat kedamaian ketika kita bercerita dan absen kepadaNya, gue dan temen gue, A sering menyebut ALW sebagai ibu peri kita karna kebaikannya, semangat, dan nasihatnya yang menenangkan. :)



Kalo yang ini beda lagi, sebua saja A. Pertama banget gue kenal sama dia, gue berantem sama dia karna dia terlihat sangat paling tidak meyakinkan dan paling suka bikin emosi. hahaha
A ini sempat berkuliah di Jurusan IT di salah satu universitas yang terkenal dengan Cina dan jurusan IT yang canggih banget. Dia kuliah disana dengan jalur PMDK, namun sekitar semester 2 berjalan dia memutuskan untuk resign dari dunia perkuliahannya, dari dunia IT. Dulu dia senang banget sama IT, dia rajin banget main dota, ragnarok, sampai mainan apalah yang gue gatau, tapi kemudian dia merasa kalo IT ga cocok sama dia, koding ga cocok sama hidupnya, dan justru dia malah merasa kalo manajemen adalah hal yang paling dia suka, nilai manajemennya waktu kuliah selalu bagus-bagus, dia pun suka dengan maslaah ekonomi. jadilah dia memutuskan untuk meraih mimpi yang baru dia temukan, yaitu jurusan Ilmu ekonomi atau jurusan Manajemen. Berbeda dengan RRP dan ALW yang dengan baik sudah menata mimpinya, tentang hidupnya yang ingin kuliah S2, membahagiakan orang yang disayang, seperti mimpi RRP, atau mau dapat selalu menolong orang, dan menjadi fotografer, relawan, ataupun atlet softball apabila mimpi ALW menjadi dokter tidak terwujud. A menyusun mimpinya satu per satu, membiarkannya mengalir seperti air yang tetap memiliki tujuan. Kadang mungkin A bisa menjadi terombang-ambing karena ia suka kurang fokus dan terlalu santai menjalankan sesuatu, namun pada akhirnya A selalu berusaha kembali fokus untuk bisa mewujudkan mimpi-mimpinya. A mungkin orang yang paling santai dari gue, RRP, ataupun ALW tapi justru kesantaian yang sering A tunjukkin selalu membuat kita bisa lebih membumi, dan tidak membuat ujian untuk menggapai mimpi-mimpi kita sebagai hal yang harus ditakutin, tapi justru sebagai hal yang perlu kita nikmatin dan dibawa santai. Satu kalimat yang pernah ALW kasih tau ke gue dan ternyata itu kalimatnya A,
"Engga ada orang yang bodoh, bahkan orang yang jelas terlihat bodoh pun bukan bodoh, dia hanya belum sadar kalo dirinya tidak bodoh sehingga dia belum bisa menunjukkan manfaat bagi orang banyak"


Mendadak gue inget, NEA. Dia sangat banget bertolak belakang dengan RPP. badannya gembung melebar, selebar keceriaan yang selalu dia perlihatkan ke semua orang. Kata-kata andalannya yaitu "yeeeaaah". NEA ini adalah orang yang paling ceria yang pernah gue temuin. kalo urat ceria orang normal itu sepuluh, kalo dia 1000, berkali-kali lipat. Mau suasana sedih, mau galau, dia tetep aja bisa ceria. Dia anak pertama dari 4 bersaudara yang semua serupa bentuknya. hehe. Dia sering cerita kalo dia suka dianiaya sama adek-adeknya, waktu dia cerita, pasti hatinya dia lagi sedih, cuma karna cara dia nyeritainnya kocak, jadilah kita yang ngedengerin bukannya ikutan sedih malah jadi ketawa, dan ujungnya dia malah ikutan ketawa. Bahkan pernah gue ngeliat dia nangis saking sedihnya, gara-gara nilai ujian bahasa inggris dia dapet 3 dan itu terendah satu kelas. Dia langsung nangis, tapi ga lama, dia langsung nangis sambil ketawa gara-gara disemangatin satu kelas. Dia selalu gagal bikin susana melankolis kayaknya. hahaha
NEA sekarang kuliah di jurusan hukum di salah satu universitas di Bandung, karna dia di jurusan hukum, dia sering banget di suruh analisis kasus, yang biasanya kalo kita lagi kumpul bareng, pasti dia suka minta masukan buat kasus-kasus hukum yang jadi tugas dia dari dosen buat dianalisis. NEA sama seperti A, dia ga punya daftar rapih untuk mimpi-mimpi apa yang harus dia raih. Dia menemukan potongan-potongan mimpinya pelan sambil berjalannya hidup, kemudian dengan semangat dan keceriaannya dia merajut mimpi-mimpi yang ditemukannya untuk sesegera mungkin di wujudkan.



Ada yang harus gue syukuri atas keputusan gue mengambil formulir Pengurus OSIS di SMA dan tidak pernah menyerah di tengah jalan melihat rintangan gue waktu itu, karna ketika waktu itu gue menyerah, mungkin gue ga akan bertemu orang-orang hebat seperti mereka, dan 25 orang lainnya di kepengurusan itu yang pola pikirnya banyak mempengaruhi pimikiran gue saat ini dalam melihat berbagai masalah yang ada di sekitar gue.

Memang masalah gue dengan temen gue sudah selesai, tapi dampak dari masalah dan pertemuan lebih dekat dengan mereka membuat gue tetap terus menyusun mimpi-mimpi gue untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin, dapat membanggakan lingkungan sekitar gue, dapat lebih mandiri dari sebelumnya, dapat memiliki usaha yang gue sebut "taman langit", dan mimpi-mimpi lainnya yang sedang gue usahakan untuk mewujudkannya.

Kini, kami semua punya mimpi yang bisa menjadi semangat bagi kami untuk lebih berusaha, lebih fokus, lebih bertekad, dan lebih bekerja keras dari biasanya. Mimpi yang membuat kami hidup, menjadi manusia yang hidup, bukan sekedar seonggok daging yang dapat berjalan, makan dan minum. Selamat datang mimpi dan harapan, kami datang untuk mewujudkanmu!




WE ARE DREAM CHASER

1 komentar:

  1. talktoardirahman.blogspot.com

    sebenernya gw ga pernah berhenti nge blog, cuma yang kemaren2 lagi ga pengen ada orang yang baca aja..hehe.

    BalasHapus