Senin, 16 Mei 2011

Warna

Teringat ucapan salah satu dosen ketika berdiskusi bersama, mahasiswa jurusan sosial mengenyam pendidikan sebenarnya bukan untuk dididik tetapi untuk di doktrin. Dengan warna kuning, merah, atau abu-abu. mungkin ada benarnya, tapi toh kita sebagai manusia masih punya rasionalitas, akal, pikiran dan rasa yang membuat kita dapat menyeleksi mana yang baik dan buruk, di tambah dengan pengalaman serta pengetahuan yang kita miliki. Membuat kita masih bisa menciptakan warna baru bagi diri sendiri, tidak hanya sekedar kerbau yang dicocot hidungnya oleh doktrin-doktrin pengarang buku perkuliahan. Kecuali kalau memang kita ingin memposisikan diri sebagai kerbau yang dicocot hidungnya oleh doktrin pengarang buku perkuliahan, itu lain lagi ceritanya.

Minggu, 15 Mei 2011

Proyeksi

rasanya malas untuk bangun, azan subuh saja baru berkumandang 5 menit lalu. Mandi, bersiap dan mengawali kegiatan dengan mengejar bus yang dilanjutkan dengan mengejar bus transjakarta. Sempit, agak malas untuk berdesak-desakan, namun apa boleh buat, absen sidik jari sudah menghantui di ujung pintu yang sempit. Laporan finance yang harus diselesaikan esok hari, lembur dan lembur hanya cara itu yang bisa dilakukan daripada mendengar caci maki atasan yang tiada habisnya. Mengantuk, bosan, bersama laporan yang tak kunjung selesai. Untungnya besok akhir pekan, ada baiknya sedikit menghirup udara di alam terbuka. Namun sial, telepon dari atasan mengenai klien yang mendadak datang membuat akhir pekan ini kembali tertunda. Capek, jenuh, mengantuk, rasanya masih ada sedikit waktu untuk sekedar bersantai, nyatanya jam menunjukkan pukul 12 malam, mau tidak mau harus tidur, atau besok akan dapat surat peringatan karena terlamabt, gajipun berkurang lagi.

Membayangkannya saja sudah membuat kepala sedikit pusing, terjebak dalam ruang segi empat dengan segala aturan yang membuat diri tidak dapat berkembang sesuka hati, memenuhi apa yang disuka dan bertindak akan apa yang tidak disuka. Mungkin hidup seadanya dengan takaran kepuasan yang lebih dari cukup rasanya lebih berarti daripada hidup dengan waktu terbatas, melakukan hal yang kurang disuka demi setumpuk uang dan ambisi-ambisi entah dari mana asalnya. Aku bukan robot yang harus di program kerja dan kerja dengan tombol enter sebagai keputusan yang harus di jalani. Aku mau lebih dari itu, bermimpi, berimajinasi, berkembang, dan berlari, menikmati dan membuat keputusan dengan diri ini sebagai penentu, dan menjalankannya dengan penuh semangat dan sukarela, hingga kata bekerja bisa kuganti dengan kata bermain, karna aku menyukainya.

Sabtu, 07 Mei 2011

older

If being maturity is a choice, how about getting older?
Is that faith or we still have choice to be or not to be?

Selasa, 03 Mei 2011

The worst

Relationship that can make our mood change extremely is so bad. But Relationship without feeling in the stomach maybe will be the worst.